BANDUNG, 3 tahun tidak ada satu pun perwakilan kota Bandung.
Prihatin, melihat kecilnya animo pelajar dalam mengikuti lomba karya
ilmiah. Sudah kelima kalinya Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber
Daya Air (Pusair) Jabar menggelar lomba karya ilmiah bagi siswa SMA
sederajat di Indonesia. Tapi ternyata, peserta dari Kota Bandung
sendiri sangat minim.
Ketua Panitia Lomba dan Peneliti Pusair Ratna Hidayat mengatakan,
lomba karya ilmiah kali ini bertema Inovasi Teknologi Pengendalian
Sumber Daya Air untuk Menghadapi Perubahan.
“Kota Bandung memang selalu jadi tuan rumah lomba ini. Tapi
sudah tiga tahun terakhir, tidak pernah ada finalis atau peserta yang
berasal dari Bandung. Kami rasa para siswa di kota ini terlalu sibuk
menghadapi persiapan masuk perguruan tinggi negeri,” kata Ratna
Hidayat, di Aula Pusair Jabar Jalan Ir. H Juanda Kota Bandung, Selasa
(1/5).
Panitia menjaring 10 finalis setelah melakukan seleksi terhadap
390 lebih peserta dari seluruh Indonesia. Di antaranya terdapat
perwakilan siswa SMA dari Yogyakarta, Depok, Kendari, Semarang,
Palembang, Pasuruan, Pacitan, Walisongo, Kudus, Tangerang Selatan, dan
Sumatera Selatan.
“Peserta lomba karya ilmiah ini kami seleksi dengan parameter
kriteria bahasa, topik, tema, cara penulisan, ide yang menarik, dan up
to date. Lomba ini sengaja diarahkan ke bentuk inovasi sumber daya
air,” ujarnya.
Menurut Ratna, para remaja dengan sangat mudah menghasilkan ide
- ide segar karena mereka memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Tidak
heran, tiga di antara 10 finalis telah mampu menyajikan inovasi
berbentuk pemanfaatan informasi teknologi (IT).
“Berbeda sekali dengan tahun lalu. Para peserta kini lebih bebas
berekspresi dengan merakit game dan animasi. Perangkat lunak tersebut
tampak di minati masyarakat, terutama anak - anak untuk menyimak dan
teredukasi,” jelasnya.
Di hadapan dewan juri yang terdiri dari perwakilan Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI) Robert Delinom, Kemendikbud Jabar Djuha
Supriatna, dan Monica Raharti dari Surya Foundation, para finalis unjuk
gigi melalui karya mereka.
“Pemenang harus memenuhi kriteria tertentu yakni bisa menguasai
materi, menyampaikan dengan baik, menguasai teknik, dan etika
presentasi,” kata Ratna.
Meski belum diputuskan sebagai juara, karya ilmiah berjudul
Tetes Air Hujan Sebagai Sumber Energi dan Inovasi Sensor Cahaya Dengan
Menangkap Sampah Di Perairan, karya peserta asal Kota Depok, cukup
menarik perhatian para juri karena memiliki nilai orisinalitas tinggi.
Tim asal Yogyakarta pun mampu menyita perhatian melalui karya
berjudul Aplikasi IT untuk Media Pembelajaran dan Penanggulangan
Banjir. “Kami terinspirasi adanya banjir lahar dingin akibat meletusnya
Gunung Merapi beberapa tahun lalu. Selain itu kami juga sangat menyukai
main dan membuat game,” ujar Ezzat Chamudi siswa kelas XI SMAN 1
Yogyakarta.
Dalam demonstrasinya game berbasis Macromedia Flash itu,
pemain game dapat menggerakkan animasi dan mendapatkan pengarahan soal
banjir dengan mengklik setiap pilihan dengan warna - warna menarik.
“Karena aplikasi ini memakai animasi. Kami berusaha
menyampaikan edukasi dan informasi soal banjir kepada masyarakat
khususnya anak - anak,” jelasnya.
Sumber : INILAH.com Media Cetak "Koran Jabar"
Post Top Ad
Your Ad Spot
Minggu, 06 Mei 2012
Pelajar Apatis Karya Ilmiah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Post Top Ad
Your Ad Spot
Tidak ada komentar:
Posting Komentar