kumpul-kumpul pelajar oke berprestasi :)

Breaking

Post Top Ad

Your Ad Spot

Kamis, 16 Desember 2010

Perbedaan Antara Tektonisme, Vulkanisme, dan Seisme


No.
Tektonisme
Vulkanisme
Seisme
1.
Merupakan gaya di dalam lapisan bumi dan menimbulkan pergeseran batuan secara vertikal maupun horizontal
Merupakan gejala-gejala yang timbul oleh aktivitas gunung api di kawasan muka bumi
Merupakan getaran-getaran tanah yang disebabkan oleh gelombang seismik yang dipancarkan oleh sumber gempa.
2.
Disebabkan oleh adanya suatu energi di dalam bumi yang mendesak bumi
Disebabkan adanya energi di dapur magma yang mendesak bumi
Disebabkan oleh adanya gejolak-gejolak di dalam bumi yang menimbulkan getaran yang kuat
3.
Terdiri atas dua yaitu tektonis epirogenesis dan tektonis orogenesis
Dapat terjadi melalui 2 cara yaitu erupsi efusif dan erupsi eksposif
Berdasarkan penyebab terjadinya dapat dibagi menjadi 3 yaitu gempa bumi vulkanik, tektonik, runtuhan.
4.
Gejala pasca tektonisme berupa pelengkungan, lipatan (folding), retakan (jointing), dan patahan (faulting)
Gejala pasca vulkanisme yaitu keluarnya sumber air panas, mineral, gas dan timbulnya geyser
Gejala pasca seisme (gempa bumi), dari yang lemah hingga getaran kuat yang dapat meruntuhkan dan menghancurkan bangunan, dll.

  1. Tektonisme
Tektonisme adalah perubahan letak lapisan bumi secara mendatar atau vertikal disebabkan gerak-gerak pelapisan kulit bumi yang disebabkan pergeseran lempeng-lempeng (plate tectonic) dan tidak berkaitan dengan aktifitas magma. Pada umumnya bentuk hasil tenaga tektonisme berupa lipatan atau patahan. Yang dimaksud dengan gerak tektonik ialah semua gerak naik dan turun yang menyebabkan perubahan bentuk kulit bumi.
Tektonisme dapat dibedakan menjadi dua, yaitu epirogenetik dan orogenetik. Epirogenetik adalah gerak kulit bumi secara perlahan-lahan meliputi daerah yang luas dan dalam jangka waktu yang lama. Orogenetik adalah gerak kulit bumi yang lebih cepat, dalam waktu yang pendek, dan daerah yang sempit dibandingkan epirogenetik. Gerak orogenetik umumnya berkaitan dengan proses pembentukan pegunungan. Gerakan ini menyebabkan tekanan horizontal dan vertikal di kulit bumi, yang menyebabkan peristiwa dislokasi atau berpindah-pindahnya letak lapisan kulit bumi. Peristiwa ini dapat menimbulkan lipatan dan patahan.
Lapisan kulit bumi yang datar apabila mendapat tekanan dari kiri dan kanan (horizontal) karena pengaruh desakan lempeng benua atau samudra dapat berubah sebagai berikut.
Lapisan Kulit Bumi Melengkung
Layaknya penggaris plastic yang elastis jika ditekan kedua ujungnya, penggaris itu akan melengkung. Demikian pula, lapisan kulit bumi  yang mendapat tekanan secara horizontal secara perlahan-lahan akan melengkung. Pelengkungan kulit bumi karena pengaruh tekanan seperti itu disebut lipatan. Bentuk lipatan bermacam-macam, antara lain lipatan simetri, miring, rebah, menggantung, sesar suingkup, isoklinal. Bagian atas suatu lipatan atau punggung lipatan dinamakan antiklinal, sedangkan bagian bawah atau lembah lipatan dinamakan sinklinal. Deretan pegunungan yang terdiri atas deretan lipatan disebut antiklinorium. Pegunungan lipatan merupakan antiklinorium.
Lapisan Kulit Bumi Retak atau Patah
Apabila tekanan horizontal sangat kuat, waktunya cukup cepat, kulit buminya tidak elastic, dan disertai tekanan secara vertikal yang terjadi bukan pelengkungan melainkan retakan atau patahan. Adapun jenis patahan, antara lain graben, horst, dan patahan bertingkat.
Jika patahan terjadi di beberapa tempat dan bagian yang patah tersebut ada yang mengalami penurunan, terbentuklah cekungan atau ledokan. Cekungan atau ledokan semacam itu disebut slenk atau graben. Di samping itu, jika bagian yang patah terangkat ke atas sehingga menjadi lebih tinggi dari sekitarnya, bagian yang terangkat ke atas tersebut dinamakan horst. Sebaliknya, jika bagian yang patah tersebut secara berurutan makin menurun atau makin naik akan terbentuk patahan bertingkat.
  1. Vulkanisme
Vulkanisme adalah peristiwa yang berhubungan dengan naiknya magma dari dalam perut bumi. Magma adlah campuran batu-batuan dalam keadaan cair, liat, serta sangat panas. Aktifitas magma disebabkan oleh tingginya suhu magma dan banyaknya gas yang terkandung di dalamnya. Magma itu dapat berbentuk gas, padat dan cair.
Dilihat dari bentuk dan terjadinya, ada tiga macam gunung api, yaitu gunung api maar, kerucut (strato), dan perisai (tameng). Menurut aktifitasnya, gunung api dapat dibagi menjadi 3 golongan, yaitu gunung api aktif, mati, dan istirahat. Gunung api memiliki bagian yang tampak dari luar seperti kaldera, dan bagian yang berada di dalamnya. Kaldera adalah kawah kepundan yang amat besar, luas, dan bertebing curam. Siil adalah magma yang masuk diantara dua lapisan bahan sedimen dan membeku (intrusi datar). Lakolit adalah magma yang masuk di antara batuan sedimen dan menekan ke atas sampai bagian atas cembung dan bagian bawah datar. Batolit adalah magma yang menembus lapisan-lapisan batuan dan membeku di tengah jalan.
Bahan-bahan yang dikeluarkan oleh tenaga vulkanisme :
  1. Benda padat (efflata) : efflata allogen ,yakni batu-batuan sekitar pipa kawah yan ikut terlempar.
                                                            efflata antogen ,yakni dari magma sendiri (pyroclastic).
  1. Benda cair berupa lava, lahar panas, dan lahar dingin.
  2. Bahan gas terdiri atas solfatar, fumarol, dan mofet.
Bahaya gunung api meletus yaitu keluarnya banjir lahar, banjir lava, gelombang pasang dan awan emulsi.
                Dampak Gunung Api
Abu vulkanis yang dikeluarkan dapat menyuburkan tanah
Material seperti batu, kerikil, pasir dan sebagainya dapat menjadi mineral industry
Magma yang kelua membawa tambang logam dan mineral lainnya.
  1. Gempa Bumi (Seisme)
Gempa bumi adalah getaran permukaan bumi yang disebabkan oleh kekuatan-kekuatan dari dalam. Dilihat dari intensitasnya ada dua macam gempa yaitu macroseisme dan microseisme. Macroseisme adalah gempa yang intensitasnya besar dan dapat diketahui tanpa menggunakan alat. Microseisme adalah gempa yang intensitasnya kecil sekali dan hanya dapat diketahui dengan menggunakan alat perekam.
Berdasarkan terjadinya, gempa dapat dibagi menjadi gempa tektonik, gempa vulkanis, dan gempa runtuhan atau terban. Gempa vulkanis adalah gempa yang disebabkan oleh letusan (erupsi) gunung api. Gempa tektonik adalah gempa bumi yang terjadi karena pergeseran lapisan kulit bumi. Gempa runtuhan atau terban adalah gempa yang disebabkan runtuhnya gua kapur dan tanah longsor.
Menurut kedalaman hiposentrumnya, gempa bumi dapat dibedakan menjadi gempa bumi dangkal, sedang dan dalam. Gempa bumi dangkal adalah gempa yang kedalaman hiposentrumnya kurang dari 50 km dari permukaan bumi. Gempa bumi sedang adalah gempa yang kedalaman hiposentrumnya 50-300 km dari permukaan bumi. Gempa bumi dalam adalah gempa bumi yang kedalaman hiposentrumnya 300-700 km dari permukaan bumi.
Berdasarkan lokasinya gempa bumi dapat dibedakan menjadi gempa daratan dan lautan. Untuk mengetahui besarnya digunakan seismograf, yang hasilnya disebut seismogram.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad

Your Ad Spot

Pages